PIT IGI Ke-17

Paradigma pembangunan saat ini memiliki kecenderungan didominasi oleh pasar terbuka (open market). Ekspansi permintaan pasar ini yang kemudian menjadikan keterbukaan negara-negara untuk menjadi produsen dalam rantai produksi tersebut. Banyak aliran barang dan jasa dengan intensitas tinggi masuk ke berbagai negara dengan begitu mudah. Era ini yang kemudian disebut sebagai Globalisasi. Paska krisis dunia yang banyak melanda Eropa dan Amerika beberapa tahun silam, menyebabkan migrasi besar-besaran para produsen barang dan jasa menuju ke beberapa negara di Asia. Salah satu pertimbangan masuknya produsen ke negara tersebut adalah keberadaan stabilitas perekonomian dan politik dalam menghadapi krisis dunia tersebut. Selain itu, keberadaan pasar yang besar di Asia tidak bisa dipungkiri menjadi daya tarik tersendiri para produsen untuk mendekatkan diri. Negara-negara yang memiliki peringkat lima besar dengan penduduk terbesar di dunia berada di benua Asia diantaranya Republik Tiongkok, India, dan Indonesia. Maka saat ini banyak para produsen internasional menanamkan investasi industri ke ketiga negara ini, yang disebabkan oleh keberadaan market dan murahnya tenaga kerja. Selain ketiga negara diatas, beberapa negara lain di Asia Timur juga menjadi salah satu perhatian perekonomian dunia, yaitu Korea Selatan dan Taiwan. Kedua negara ini merupakan produsen produk-produk industri yang berbasis high technology yang selama ini cenderung melekat dengan Jepang. Berdasarkan penjelasan singkat diatas, dapat disampaikan bahwa saat ini potensi besar pembangunan di dunia berada di Kawasan Asia Pasifik. Disisi lain, Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan posisi strategis berada di jalur strategis perdagangan internasional menjadikan negara ini memiliki potensi berkembang yang sangat tinggi. Selain posisi strategis, keberadaan pasar yang sangat tinggi seperti yang disampaikan sebelumnya, menjadikan Indonesia menjadi salah satu incaran pasar global. Ditambah lagi ada tahun 2015 sesuai kesepakatan free trade market antara negara-negara di Asia Tenggara yang diikuti pula dengan China (sekarang Tiongkok) akan menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh elemen Bangsa Indonesia. Tantangan utama yang sering menjadi bahan diskusi adalah kesiapan sumberdaya manusia yang akan menjadi tenaga kerja dan akan bersaing secara langsung dengan tenaga kerja di negara lain. Oleh sebab itu Ikatan Geograf Indonesia yang merupakan wadah profesi bagi para akademisi, birokrat, maupun praktisi yang memiliki latar belakang pendidikan di bidang geografi diharapkan mampu menjawab tantangan tersebut.

 

PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN DAN KONGRES IKATAN GEOGRAFI INDONESIA

Upaya dalam menjawab tantangan tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi yang lebih mendalam terhadap kondisi internal para geograf tersendiri. Beberapa evaluasi dalam menghadapi era pasar global saat ini dapat tertuang dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut.

  • Apakah kualitas sumberdaya manusia (SDM) geograf telah mampu dalam bersaing dengan tenaga kerja asing di era pasar bebas?
  • Dalam rangka menyiapkan SDM Geograf yang memiliki daya saing, kompetensi seperti apa yang harus disiapkan dalam lulusan bidang geografi?
  • Untuk merealisasikan kompetensi tersebut, kurikulum seperti apa yang harus diterapkan di masing-masing skala pendidikan diantaranya pendidikan dasar menengah, dan pendidikan tinggi?.
  • Di sektor apakah SDM Geograf akan difokuskan pengembangannya, yang akan menjadi brand tenaga kerja global?
  • Fokus penyiapan tenaga kerja untuk sektor primer, industri atau jasa?
  • Berdasarkan latar belakang dan beberapa rumusan pertanyaan diatas, maka pada tahun 2014 ini,
  • Pekan Ilmiah Tahunan (PIT) dan Kongres Ikatan Geograf Indonesia (IGI) mengambil tema “Potensi
  • Geografi Indonesia Menuju Kejayaan Abad 21 Asia”.

Info lengkap : geografiindonesia.com