Kuliah Lapangan (fieldwork) Biogeografi ke Hutan Mangrove Jembatan Api-api, Kulon Progo

     Yogyakarta (30/09)—Departemen Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Hukum. Dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogyakarta (FISHIPOL UNY) melaksanakan Studi Lapangan (fieldwork) Mata Kuliah Biogeografi di Hutan Mangrove Jembatan Api-Api (selanjutnya disingkat MJAA), Kulon Progo. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian perkuliahan Biogeografi pada paruh pertama semester 5 yang dilaksanakan secara outdoor sekaligus menjadi suplemen dalam mengonstruksi pemahaman mahasiswa dari perkuliahan di kelas. Kegiatan Studi Lapangan Biogeografi terdiri dari tiga kegiatan inti, yaitu pemaparan materi dari pihak pengelola MJAA dan dosen pengampu mata kuliah, kegiatan penanaman bibit mangrove, serta pengamatan atau observasi aspek geografi fisik, sosial, ekonomi, dan pariwisata di lingkungan MJAA. Kegiatan ini menjadi salah satu perwujudan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Deveopment Goals), khususnya tujuan SDGs nomor 4 yaitu pendidikan berkualitas. Pendidikan saat ini tidak hanya berperan menciptakan generasi muda sebagai agent of change yang membawa perubahan, namun generasi muda harus bisa menjadi agent of producer yang mampu menciptakan perubahan yang nyata, salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan melibatkan mahasiswa dalam aksi nyata melalui kegiatan Studi Lapangan Biogeografi, bukan hanya pembelajaran secara teoritis di kelas saja.

     Kegiatan pertama yang dilakukan yaitu pemaparan materi dari pihak pengelola MJAA, Bapak Purwosarjono dan Bapak Handoko, serta dosen pengampu mata kuliah Ibu Drs. Nurul Khotimah, M. Si. Materi yang disampaikan dalam kegiatan Studi Lapangan Biogeografi mencakup banyak hal. Materi tersebut diantaranya mengenai sejarah MJAA, ekosistem mangrove yang ada di Indonesia khususnya di wilayah MJAA Kulon Progo, manfaat dan fungsi tanaman mangrove, cara menanam mangrove, pentingnya menjaga kelestarian ekosistem laut, kondisi pariwisata dan sosial ekonomi masyarakat serta upaya menjaganya, dan masih banyak materi lain yang tentunya memberikan banyak insight baru bagi mahasiswa. Materi-materi yang disampaikan dalam kegiatan ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan SDGs nomor 14, yaitu ekosistem laut. Laut merupakan satu dari berbagai sumber mata pencaharian yang menjadi pilihan bagi sebagian besar orang di dunia. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi semua orang untuk melakukan aksi-aksi strategis berkelanjutan yang dapat melindungi dan melestarikan ekosistem laut dari berbagai faktor perusaknya. Materi yang disampaikan oleh para pembicara diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan kesadaran mahasiswa untuk terus ikut serta dalam upaya menjaga ekosistem laut.

     Pada kegiatan Studi Lapangan Biogeografi mahasiswa tidak hanya diberikan materi secara teoritis akan tetapi juga diajak untuk melakukan aksi nyata berupa penanaman mangrove dan observasi. Mahasiswa dan dosen pengampu bersama-sama menanam 50 bibit mangrove di Mangrove Jembatan Api-Api Kulon Progo. Aksi penanaman ini menjadi salah satu upaya yang dilakukan dalam perwujudan tujuan SDGs 15, yaitu ekosistem daratan. SDGs berusaha untuk melindungi dan memperbaiki penggunaan ekosistem darat seperti hutan, rawa, lahan dan gunung. Hal tersebut didasarkan pada fakta bahwa kehidupan manusia bergantung pada tanah sama seperti kita bergantung pada laut untuk bahan makanan dan mata pencaharian. Kegiatan penanaman mangrove diharapkan dapat menambah luasan ekosistem mangrove dan mengembalikan habitat hutan mangrove ada di Indonesia yang memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai pelindung garis pantai, upaya pencegahan intrusi dan abrasi air laut, menjadi upaya untuk menghadapi perubahan lingkungan yang terus terjadi, menyerap dan menyimpan jumlah karbon yang besar, membantu mengurangi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer dan berperan dalam mitigasi perubahan iklim. Selain itu, kegiatan penanaman ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan kepedulian mahasiswa untuk ikut serta dalam menjaga dan melestarikan ekosistem darat.

     Kegiatan Studi Lapangan Biogeografi mendapat respon yang sangat positif dari mahasiswa sebagai peserta dalam kegiatan ini. Mahasiswa merasa senang memperoleh pengetahuan baru mengenai banyak hal, terutama ekosistem mangrove. Mahasiswa juga ikut serta dalam melakukan penanaman dengan sangat antusias dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dibuktikan dengan keaktifan mahasiswa saat dilakukan sesi tanya jawab. Mahasiswa dapat belajar banyak hal tentang bagaimana cara serta teknik penanaman, pelestarian, dan perawatan mangrove yang benar, juga dapat belajar bekerja sama dalam sebuah kelompok. Dari kegiatan observasi yang dilakukan, mahasiswa juga dapat mengetahui bagaimana kondisi fisik, sosial, ekonomi, dan pariwisata di Mangrove Jembatan Api-Api serta strategi pengembangannya. (geostd/dna)